Oretan-Guru Musik V. Dedikasi
- Agung Siregar
- Jul 13, 2018
- 2 min read
Menyambung pembahasan mengenai kesadaran, bahwa kesadaran tidak akan pernah tumbuh tanpa adanya dedikasi. Dedikasi bukanlah sebuah keadaan menyerah kepada situasi yang akhirnya melebur dalam rutinitas sehari-hari. Dedikasi adalah sebuah komitmen akan cinta terhadap sesuatu yang dicintai dengan cara menghidupinya dan melayaninya secara sukarela dan penuh. Dedikasi adalah energi untuk kita untuk melakukan segala sesuatu secara ajaib. Kita tidak mampu melihat dedikasi, karena dedikasi jauh dari hiruk pikuk dan keramaian, terkadang tidak tampak dalam radar situasi kerja. Dedikasi hanya mampu dilihat dari buahnya dan terkadang buahnya pun dapat dirasakan puluhan tahun setelah siswa-siswi telah menjadi pribadi yang dewasa. Dedikasi bukan tentang menjadi populer, tetapi setia mengerjakan sesuatu dengan tujuan yang mulia. Dedikasi tidak dapat diukur dengan uang atau apapun, kesejatiannya adalah memuliakan orang lain.
Dalam dunia mengajar terutama dalam seni musik banyak dilakukan tanpa dedikasi. Aku tidak menyalahkan mereka yang tidak atau kurang memiliki dedikasi. Kenapa itu terjadi?, karena para pengajar musik tidak mampu melihat manfaat mereka mengajar musik. Hanya mengerjakan apa yang sudah menjadi kebijakan pemerintah atau kultur sekolah bahwa pendidikan musik harus ada, tanpa mengetahui tujuan dan manfaat. Mengetahui tujuan dan manfaat sangatlah penting tetapi banyak yang terjebak kedalam tujuan dan manfaat teknis belaka serta mengesampingkan tujuan dan manfaat kemanusiaan dalam pengajaran musik. Seorang guru musik harus mampu melihat tujuan dan manfaat serta mampu mengajak siswa-siswi berproses didalamnya. Dedikasi hanya dapat dilakukan ketika seseorang memiliki visi. Visi adalah sebuah panggilan Illahi yang musti kita sadari sebagai guru, dalam hal ini guru musik. Mungki dalam hal ini dapat dikaitkan untuk semua pekerjaan. Visi adalah mata dalam melihat tujuan, manfaat serta memetakan-memilah proses-prosesnya.
Aku berharap setiap guru musik yang membaca tulisan ini mulai merenungkan panggilannya masing-masing, mulai mendoakan visinya, mulai melihat tujuan, mulai memikirkan manfaat, mulai merancang proses-prosesnya, mulai mengerjakan dengan dedikasi karena sejatinya pekerjaan kita adalah memuliakan manusia. Buah dari dedikasi seorang guru musik bukanlah dari keterlibatan di banyak acara-acara yang mampu diselenggarakan sekolah, bukan dari piala-piala yang berhasil dikumpulkan. Buah dari dedikasi seorang guru musik adalah mampu memberikan mindset atau cara pandang positif kepada anak-anak yang akan dibawa sampai mereka bertumbuh dewasa.
“Aku tidak takut, Aku tidak malu, Aku tidak malas “ – De’ Brito ( Jay Wijayanto/Jagger )
Comments